‘Orang mana
bisa selamanya sama’ – Raditya Dika
Kupu-kupu, setiap
orang pasti punya pemikiran yang sama dengan binatang yang satu ini. Indah,
cantik dan sedap dipandang mata. Hampir semua tahu bahwa kupu-kupu berasal dari
kepompong. Tidak sedikit diantara kita yang sering mempertanyakan bagaimana
bisa kepompong yang begitu jelek bisa berubah menjadi kepompong yang begitu
indah.
Jawabannya adalah
siklus. Siklus hidup akan selalu berubah seiring berjalannya waktu. Tak Cuma
kupu-kupu yang punya siklus, manusia juga punya siklus. Manusia pasti berubah,
tak ada manusia yang tidak berubah. Tak ada manusia yang akan tetap seperti itu
selamanya seiring berjalannya waktu. Tak ada manusia yang selamanya menjadi
bayi. Manusia pasti akan mengalami perubahan siklus. Dari bayi ke balita, dari
balita ke anak-anak, dari anak-anak ke remaja hingga mencapai dewasa.
Intinya, waktu
pasti akan merubah sesuatu. Begitu juga momen ramadhan tahun ini. Banyak
perubahan yang mungkin bukan hanya saya yang merasakannya, kalian semua mungkin
juga merasakan perubahan-perubahan itu. Saya pribadi merasakan bahwa ramadhan
tahun ini terasa begitu berbeda dari sebelumnya.
Dulu, ramadhan
adalah momen hangat bersama keluarga, menghabiskan waktu bersama keluarga
besar. Namun seiring berjalannya waktu kehangatan itu tak lagi bisa dirasa,
sebagian besar saudara tak bisa lagi berkumpul bersama karena banyaknya
rutinitas kerja. Ramadhan tahun ini terasa berbeda, rumah jadi lebih sepi dari
biasanya. Sahur dan buka puasa tidak seramai biasanya. Dan bahkan hari-hari
menjelang ramadhan juga tak semeriah biasanya.
Dulu, ramadhan
adalah momen dimana haus dan lapar menjadi musuh utama. Namun semenjak jadi
mahasiswa semua jadi biasa aja. Karena kita udah terbiasa nahan lapar di akhir
bulan nunggu kiriman.
Dulu, sebelum
ramadhan ada tradisi mandi belimau. Namun sekarang tradisi itu hilang bukan
karena sengaja melupakan namun karena tak ada yang menyiapkan air mandiannya
karena waktu itu belum pulang kampung.
Dulu, pas ramadhan
selalu ada orang spesial yang katanya ngebangunin lewat sms
atau telpon, tapi faktanya kita udah bangun duluan sebelum dapat sms atau
telpon itu. Namun sekarang orang spesial itu udah gak ada lagi.
Bicara masalh
orang spesial, kami akhhirnya sepakat untuk menjalani hidup masing-masing dan
kebetulan waktu itu saya yang mutusin. Keren kan?
Iya, saya yang
mutusin untuk nerima keputusan dia kalau dia udah mutusin saya.
Tapi jujur saya
udah move on ya. Cuma akhir-akhir ini agak sering ngecek timeline dia sih.
Dulu, pas ramadhan
gak ada yang ngundang untuk ngisi acara, sekarang lumayan bisa ngisi acara
ramadahan sekolah, ngelucu sambil berdiri (sumpah: ini bagian sombong).
Apa Cuma saya yang
mungkin merasakan perubahan siklus ini?
Jujur saja saya
sangat merindukan momen ramadhan ketika siklus masih berkenan untuk membiarkan
saya merasakan kehangatan ramadhan bersama keluarga. Saya berharap semoga suatu
saat siklus bisa mengantarkan saya pada masa dimana segala yang baik dan
bahagia di ramadhan yang dulu dengan ramadhan yang akan datang bisa bergabung.
Dan semoga ketika masa itu datang saya masih sempat untuk merangkai kata dalam
tulisan.