Syukur kepada Allah,
terimakasih atas kesempatan hidup yang masih diberikan. Terimakasih telah
mengizinkan hidung ini untuk tetap menghirup oksigen. Tanpa terasa kini saya
telah berada di penghujung semester pertama saya berada di dunia perkuliahan.
Mengutip dari berbagai
literatur, banyak motivator handal yang mengatakan bahwa hidup adalah pilihan,
jika ingin sukses buatlah pilihan yang tepat. Sedikit menelisik apakah
kata-kata ini cocok untuk kehidupan saya. Berikut beberapa fakta dan kejadian
yang membuat saya tidak yakin dengan ungkapan ini.
- Bicara soal hidup, kita semua
memulai kehidupan pertama kali sejak kita lahir sebagai bayi. Nah ketika
bayi apakah kita bisa memilih? waktu itu saya diberi nama Randy LORENA
Candra. Jika memang hidup itu pilihan maka saya rasanya ingin memilih nama
lain, namun waktu itu saya tak punya kesempatan untuk memilih. Saya juga
tidak bisa memilih warna kulit waktu itu, saya terlahir dengan kulit
berwarna gelap.
- Waktu SMA ketika penjurusan saya
pernah berkonsultasi dengan guru BP dan mengatakan bahwa saya ingin
memilih IPS, namun sekolah menetapkan saya untuk berada di kelas IPA,
padahal saya sangat tertarik dengan Sosiologi dan Bahasa Inggris.
- Setelah lulus SMA saya memilih dan
memutuskan untuk menjadi seorang pengajar, namun lagi-lagi saya tidak bisa
menggapai pilihan itu. saya harus rela berada di Perikanan saat ini.
Masih benarkah kalau hidup
itu pilihan? semua kembali lagi ke diri sendiri.