Aku lupa, kapan
waktu pertama kali aku di daulat sebagai pelatih bagi adik-adik yang akan
berkompetisi debat di Pekanbaru. Yang jelas, setiap kali ada event perdebatan
aku selalu diminta untuk minimal memberi motivasi dan berbagi pengalaman kepada
mereka. Dan beberapa kali diberi kesempatan untuk meraih gelar,
namun pernah pula sama sekali tak bisa berbuat banyak. Gugur pada pertandingan
pertama tapi aku sangat menikmati prosesnya.
Dalam beberapa
kali kesempatan tersebut, aku coba mencari pola tentang sebuah keyakinan.
Menurutku setiap orang di setiap masa punya cara berbeda untuk yakin dan
percaya pada dirinya. Setiap orang di setiap masa punya tingkat keyakinan
berbeda yang tak bisa dipaksakan. Bahkan jika mendatangkan Mario Teguh
sekalipun untuk memotivasi tetap saja keyakinan seseorang tak bisa dipaksakan.
Dua hari
belakangan, aku melatih dua tim debat yang akan bertanding selasa nanti. Jujur
saja sebenarnya kemampuan mereka belum terlalu baik, namun aku tetap saja yakin
masih ada kesempatan untuk mereka asal mereka bisa mengeluarkan penampilan
terbaik. Namun disela sesi diskusi, aku menanyakan tentang bagaimana perasaan
mereka sebelum bertanding. Mereka dengan lantang menjawab bahwa mereka tidak
yakin, mereka tidak percaya diri. Menurutku ketidakyakinan ini wajar, karena
ini merupakan event pertama mereka di Provinsi dan mereka semua masih muda,
masih berada pada tingkat pertama di sekolah. Aku coba memberi motivasi, aku
sampaikan bagaimana selama ini aku selalu meyakinkan diriku sendiri. Namun
tetap saja mereka belum yakin, mereka tidak yakin pada dirinya sendiri.
Sebenarnya
sederhana, kenapa seseorang tak yakin karena dia tidak menikmati bidang yang
sedang dia geluti. Jika dinikmati, tak akan ada tekanan yang muncul. Selama
ini, cara itu yang selalu aku pakai. Aku selalu menikmati setiap proses dan
akhirnya aku bisa yakin dan percaya diri bahkan tak jarang keyakinanku hampir
mendekati sombong. Tapi tak mengapa, itulah caraku agar yakin pada diriku
sendiri. Cara ini sempat aku terapkan untuk adik-adik yang dilatih tahun lalu
pada ajang Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan alhamdulillah membuahkan
hasil. Tim yang aku latih berhasil menjadi juara 2 di Provinsi Riau hanya kalah
tipis dari Tim Hebat SMAN 1 Pekanbaru. Bahkan lebih hebatnya lagi salah satu pembicara
dari Tim ku masuk dalam perwakilan Riau untuk Indonesia. Aku tak sepenuhnya
yakin bahwa hasil ini berkat cara melatihku, tapi aku selalu sampaikan pada
mereka bahwa ketika kita yakin, lawan menjadi tidak ada apa-apanya.
Cara yang sama
coba aku terapkan untuk tim saat ini, namun belum bekerja dengan baik. Aku
masih berusaha untuk mencari sebuah pola bagaimana untuk menimbulkan keyakinan
mereka. Walaupun aku tau keyakinan tak bisa dipaksa. Tapi aku tetap yakin bahwa
akan ada cara yang berhasil aku temukan untuk minimal memaksa mereka untuk
tampil dengan maksimal.
Semangat
Bertanding, Adik-adik SMAN 1 Bangko