Terpesona oleh Dar - Randy Lorena Candra

24 Maret 2018

Terpesona oleh Dar

Dalam 2 hari belakangan aku seperti dibangunkan dari tidur panjang selama ini. Aku disadarkan untuk kembali mulai menulis. Mengaktifkan kembali blog pribadi yang walaupun tidak ada pengunjngnya tapi disinilah aku bisa bebas berkarya dan bercerita semaunya.

Berkat Raditya Dika lewat buku Ubur-Ubur Lembur dan Fiersa Besari lewat buku Garis Waktu yang tengah aku baca 2 hari kebelakang aku akhirnya memutuskan untuk kembali menulis dan bercerita. Ku awali dengan merapikan seluruh tulisan dan mengganti template di blog pribadiku.

Setelah aku merasa cukup puas (red : masih jauh dari kata puas), akhirnya aku memutuskan untuk memulai tulisan pertamaku setelah sekian lama. Ini juga merupakan tulisan pertamaku di tahun 2018. Sangat kesulitan rasanya untuk menemukan ide mengenai tulisan apa yang aku buat. Otakku sepertinya terbiasa dengan pola kemalasannya untuk berfikir setelah lama dibiarkan tidak bekerja.

Keinginan menulis yang menggebu akhirnya terlaksana juga. Walau sedikit susah menemukan ide.akhirnya kuputuskan untuk bercerita tentang seorang gadis mempesona. Sejak awal ingin sekali rasanya aku bercerita tentang orang baru yang mulai hadir dalam ceritaku beberapa hari belakangan. Kupanggil wanita ini dengan sebutan Dar. Bukan tanpa alasan, aku berharap suatu hari ini saat waktunya tepat maka akan kutambahkan ling di nama panggilannya sehingga aku bisa memanggilnya Darling.

Jika diminta untuk menceritakan mengapa aku bisa terpesona dengannya, akupun bingung harus menjawab apa. Tak ada alasan khusus. Bahkan sebelumnya aku tak pernah sekalipun terlibat komunikasi dengan wanita ini. Namun jujur saja, setiap melihat wajahnya seperti begitu indah duniaku ini rasanya. Semua masalah yang ada seperti sejenak menghilang. Dia begitu membuatku candu.

Jika dibandingkan dengan wanita lain, mungkin banyak yang lebih baik, lebih cantik dan lebih dalam segala hal dibanding dia. Tapi entah mengapa aku terpesona. Semakin aku berfikir bahwa rasa ini hanya euforia semata maka akan semakin bertambah rasa canduku akannya. Aku bingung harus menyebut ini apa. Entah rasa apa yang sedang aku rasakan kini. Yang jelas aku senang untuk terus terpesona dengannya. Aku senang untuk terus menjadi korban dari candunya.

Teruntuk kamu, dar. Suatu hari nanti aku ingin kau tahu bahwa tanpa sadar kau berhasil membuatku terpesona. Tanpa melakukan banyak aksi nyata, tanpa banyak bercerita bahkan tak pula pernah kita bercengkrama. Tapi kauh berhasil membuat aku terpesona. Sangat terpesona. Teruslah mempesona, Dar.

Dengan penuh rasa,
Pengagummu




Tidak ada komentar: