Dalam 2 hari
belakangan aku seperti dibangunkan dari tidur panjang selama ini. Aku
disadarkan untuk kembali mulai menulis. Mengaktifkan kembali blog pribadi yang
walaupun tidak ada pengunjngnya tapi disinilah aku bisa bebas berkarya dan
bercerita semaunya.
Berkat Raditya
Dika lewat buku Ubur-Ubur Lembur dan Fiersa Besari lewat buku Garis Waktu yang
tengah aku baca 2 hari kebelakang aku akhirnya memutuskan untuk kembali menulis
dan bercerita. Ku awali dengan merapikan seluruh tulisan dan mengganti template
di blog pribadiku.
Setelah aku
merasa cukup puas (red : masih jauh dari kata puas), akhirnya aku memutuskan
untuk memulai tulisan pertamaku setelah sekian lama. Ini juga merupakan tulisan
pertamaku di tahun 2018. Sangat kesulitan rasanya untuk menemukan ide mengenai
tulisan apa yang aku buat. Otakku sepertinya terbiasa dengan pola kemalasannya
untuk berfikir setelah lama dibiarkan tidak bekerja.
Keinginan
menulis yang menggebu akhirnya terlaksana juga. Walau sedikit susah menemukan
ide.akhirnya kuputuskan untuk bercerita tentang seorang gadis mempesona. Sejak
awal ingin sekali rasanya aku bercerita tentang orang baru yang mulai hadir
dalam ceritaku beberapa hari belakangan. Kupanggil wanita ini dengan sebutan
Dar. Bukan tanpa alasan, aku berharap suatu hari ini saat waktunya tepat maka
akan kutambahkan ling di nama panggilannya sehingga aku bisa memanggilnya
Darling.
Jika diminta
untuk menceritakan mengapa aku bisa terpesona dengannya, akupun bingung harus
menjawab apa. Tak ada alasan khusus. Bahkan sebelumnya aku tak pernah sekalipun
terlibat komunikasi dengan wanita ini. Namun jujur saja, setiap melihat
wajahnya seperti begitu indah duniaku ini rasanya. Semua masalah yang ada
seperti sejenak menghilang. Dia begitu membuatku candu.
Jika
dibandingkan dengan wanita lain, mungkin banyak yang lebih baik, lebih cantik
dan lebih dalam segala hal dibanding dia. Tapi entah mengapa aku terpesona.
Semakin aku berfikir bahwa rasa ini hanya euforia semata maka akan semakin
bertambah rasa canduku akannya. Aku bingung harus menyebut ini apa. Entah rasa
apa yang sedang aku rasakan kini. Yang jelas aku senang untuk terus terpesona
dengannya. Aku senang untuk terus menjadi korban dari candunya.
Teruntuk kamu,
dar. Suatu hari nanti aku ingin kau tahu bahwa tanpa sadar kau berhasil
membuatku terpesona. Tanpa melakukan banyak aksi nyata, tanpa banyak bercerita
bahkan tak pula pernah kita bercengkrama. Tapi kauh berhasil membuat aku
terpesona. Sangat terpesona. Teruslah mempesona, Dar.

Tidak ada komentar: