Nama saya Randy, tapi saya
sering dipanggil Afgan sama temen-temen saya. Temen-temen saya emang terkenal
jujur sih, karena saya emang mirip-mirip sama Afgan. Atau, Afgan deh yang mirip
sama saya. Kata orang kalau mirip itu pasti jodoh, buktinya saya sama afgan
sampai sekarang gak jodoh.
Saya punya kulit sawo gosong matang,
rambut mandarin, mata bulat, alis bergelombang, gigi putih seputih nasi goreng, hidung
mancung 2 cm dan postur tubuh saya kurang 50 cm lagi sampai 200 cm. Gimana?
Mirip kan sama Afgan? Kalau kurang yakin, baca deh ciri-ciri saya sekali lagi.
Yang bedain antara saya dengan Afgan, Cuma kaca mata sama lesung pipinya Afgan
doang. Asli.
Well, berhenti ngomongin majikan kembaran saya si Afgan. Kali ini saya mau cerita tentang kisah nyata yang belum terjadi. Awal kisah, kita langsung mulai saja di TEKAPE.
Hari Bersamanya, 2 kata ini cukup mampu membuat batin tertekan. Dua kata ini adalah dua kata yang dijadikan tema oleh remaja-remaja lebay yang menamai kegiatan mereka dengan RnC. Saya bingung atas dasar apa tema ini dipakai, namun oleh karena saya juga merupakan bagian dari mereka dengan terpaksa senang hati saya harus mengikutinya.
Saya telah berusaha mengeluarkan segenap kemampuan saya untuk masuk ke dalam tema ini. Saya sudah membiarkan otak saya berfikir lebih keras dari biasanya. Saya juga mencoba menggali lebih dalam ke dalam ingatan saya, namun apa daya tak ada hal yang bisa saya bagikan.
Hari demi hari terus berlalu, tantangan belum juga dapat diselesaikan, dengan segala keterbatasan yang ada akhirnya saya membiarkan jemari saya untuk menari dan bergerak lincah di atas keyboard. Membiarkan setiap gerakan, merangkaikan setiap kata yang difikirkan tanpa harus mebuat batasan. Akhirnya timbul lah sebuah pemikiran, kenapa saya tidak menulis puisi saja sebagai goresan penjawab tantangan.
Hari Bersamanya...
Ini adalah kisah yang tak berujung,
Kisah kasih tak bermakna penuh dengan tanda tanya ?
Yang sengaja aku tulis hanya untukmu.
Tak hanya pujangga yang bisa bersyair
Tak hanya penyanyi yang bisa berdendang
Tak hanya pelawak yang bisa melucu
Ternyata Penulis juga bisa menulis
Hari Bersamanya..
Aku telah menghabiskan hariku hanya untukmu
Melewati dinginnya malam tanpa kekasih
Menghabiskan tenaga untukmu
Meneteskan keringat dihadapanmu
Mengeluarkan darah ketika aku kena pisau
Hari Bersamanya...
Wah tulisan yang langka.. harus di lestarikan haha
BalasHapusalaaaayyyy
BalasHapusRan, seriusan kamu mirip banget ama afgan?? terus yang jadi lawan debat di praktikum sastra ama temen di ajang prestasi remaja itu siapa ya? wkwkwkwk
BalasHapusEh, dimana2 kita bakal keluar darah kali kalo kena pisau -.-
lagian nggak sangklek apa ngetik pake jari manis doang?? :D
siapa ya? aku gak kenal am. emang kalian tinggal dimana sih? asli riau ya? aku sejak kecil bukan orang riau
BalasHapusternyata tulisanku ancur banget ya :D
BalasHapus