2020 - Randy Lorena Candra

11 Agustus 2020

Gambaran
17.570 Comments

 Dia sangat mengganggumu. Berisik, menanyakan kabar, keadaan, memohon sayang, memelas rindu. Dia tidak membebaskanmu. Tidak membiarkanmu bersenang- senang terlalu larut Kamu tidak suka caranya memperhatikanmu. Berlebihan Dengarlah, bahwa dia yang begitu adalah dia yang tak kau temukan lagi bagian darinya dalam diri orang manapun. Dia yang mencintaimu tanpa tapi. Dia melawan dunianya untuk tetap didekatmu. Dia bersikeras memperjuangkan kamu. Dia yang menolongmu bahkan tanpa kamu minta. Dia yang seperti itu, tidak akan tega memaksamu, hanya jika kamu sudah siap kehilangannya, katakan Maka dia yang seperti itu pasti pergi. Dia yang seperti itu selalu pergi tanpa penjelasan. Dia yang seperti itu punya kepercayaan bahwa sesuatu bagus dibuktikan dibanding dibicarakan. Dia yang jika kamu menutup kesempatannya, akan diam lalu mundur pelan-pelan. Dia yang akan hilang dan belajar mencintai lagi diluar. Dia yang sudah pandai mengikhlaskan sejak masih denganmu. Dia yang mau belajar mengerti orang bukan mengedepankan ego. Dia yang seperti itulah yang akan hilang darimu. Dia yang akhirnya sadar, perjuangannya tidak diinginkan. Lalu saat datang rasanya rindu bagimu untuk diperlakukan sebagaimana dia memperlakukan kamu. Dia sudah bersama yang lain. Kamu melihat dari jauh, bagaimana seharusnya perlakuan itu hanya untuk kamu. Kamu menginginkannya lagi, namun bahkan bila kamu benar mendapatkannya lagi. Rasanya tidak akan pernah sama. Dia yang seperti itu memang hebat. Meski tau hatinya bukan lagi untukmu. Dia yang itu tetap mencoba membaginya dengan kamu. Dia yang seperti itu, yang tak ingin kamu kecewa, meski tau dia harus berkorban rasa. Karna di dalam dia, sudah ada nama lainnya. Tak apa baginya. Karna dia selalu tentang kamu. Apapun dan bagaimanapun kamu. 

Ttd. Aku.

Read more
A
09.110 Comments
Halo A, 
Ini jam sebelas lewat sebelas.  
Aku lagi nulis buat bikinin kamu kata-kata, walaupun gak kamu minta. 
Belum tau mau nulis apa, ketik-ketik aja dulu, siapa tau bagus. Kalau ga bagus tinggal apus, hehehe. 


Tadi aku lagi nulis-nulis puisi gitu, tapi aku mikir, itu bukan bahasa kita, bukan gaya kita. kita ga perlu prosa atau senandika, lebih dari itu ktia bicara pakai hati. Tau gak? Aku masih nahan diri, supaya gak nulis yang enggak-enggak. Biar kamu tetep nyaman. 


Gak susah buat aku, ngungkapin perasaan-perasaan, karna kalimat-kalimat indah hanya butuh pengelolaan. Aku bisa bikin itu buat siapa aja. Buat kamu, aku mau yang beda. 


Kamu spesial, kamu unik dengan cara kamu, kamu jadi diri kamu sendiri yang bisa bikin aku juga jadi diri aku sendiri. Udah? Belum. Yang bikin jadi lebih spesial lagi adalah, kenyataan bahwa sebenarnya kita adalah orang asing, kita ga mengenal satu sama lain, aku ga habis pikir, gimana caranya ada dua orang asing bisa bicara mewakili dirinya masing-masing tanpa takut terlihat aneh. 


Kita ini aneh, tapi kamu bikin aku sadar, bahwa jadi aneh itu bukan sesuatu yang harus ditakuti. Hanya perlu menemukan orang aneh lainnya, yang mau nerima keanehan kita. 


Tiga, gatau kenapa aku lagi mau ngomongin angka tiga. Aku suka tiga. pun ini jadi salah satu alasan, kenapa aku ingin menikah di bulan tiga, 

Karna sesuatu jika dibagi menjadi tiga, seringkali jadinya akan adil, contoh, 

versi aku, 
versi kamu, 
versi yang sebenarnya. 
Ngerti ga? 

Nih aku kasih contoh lagi yang lebih natural, ga dibikin-bikin, emang ada dari sananya. 

air, 
tanah, 
udara. 


Nih, lagi ya. 

masa lalu,
masa sekarang,
masa depan. 


A, aku punya masa lalu, kamu juga punya. Apa aku pernah bikin kesalahan di masa lalu? Jelas. Apa kamu pernah bikin kesalahan di masa lalu? Pernah juga. Apa kita mau mempermasalahkan itu? Harusnya jangan. Kenapa? Karna masing-masing dari kita melakukan itu, karna pada waktu itu, aku ga ada buat kamu, juga sebaliknya, kamu ga ada buat aku. 

A, kita punya masa sekarang. Bukan berarti kita ga akan buat kesalahan, pasti buat. Bedanya, saat aku buat kesalahan nanti, aku harap kamu ada buat aku, juga kamu boleh berharap sebaliknya, karna aku emang akan ada buat kamu. 

A, kita punya masa depan, masa depan kita nanti cuma bisa dicapai kalo kita bisa ngelewatin masa sekarang, berdua, sama-sama. Itu doang paling yang bisa aku tulis buat kamu, Udah dulu ya, A,
Aku rindu kamu, sungguh. selamat tidur.

#AkuRindu

Read more

27 Februari 2020

Memulai Perjalanan Baru bersama Aruna Indonesia
19.390 Comments
Setelah memilih untuk mengabdi dalam dunia sosial di Indonesia Mengajar selama setahun, praktis jiwa sosial dan keinginan untuk bisa bermanfaat dengan orang sekitar semakin menjadi-jadi. Setiap memilih pekerjaan atau memulai kegiatan saya selalu menjadikan "dampak" sebagai salah satu pertimbangan. Apakah yang saya lakukan nantinya bisa berdampak untuk orang di sekitar saya?
Namun tak bisa dipungkiri, hasrat untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga dan menyiapkan masa depan juga tak bisa dikesampingkan.

Siang itu, saya sedang berada di Mansalong. Sebuah desa di Kalimantan Utara dekat dengan Desa dimana saya selama setahun ini mengabdi. Bulan terakhir mengabdi, saya sempat tertekan dan kebingungan akan kemana saya nanti setelah pengabdian ini. Ketika memutuskan bergabung di IM, saya terhitung sebagai Fresh Graduate yang belum punya pengalaman kerja. Siang itu, saya iseng membuka Linkedin dan mencari berbagai lowongan yang memungkinkan untuk saya daftarkan.

Saya tidak tahu darimana sumbernya, yang jelas ketika itu lowongan sebagai Local Heroes di Aruna Indonesia muncul di timeline Linkedin saya, dengan Bahasa “Kamu berjiwa petualang? Berani bergaung untuk ikut mensejahterakan nelayan”. Saya sangat tertarik dengan kalimat ajakannya. Saya berfikir inilah waktunya bagi saya untuk tetap bisa bermanfaat namun dengan bidang ilmu yang sesuai dengan apa yang saya pelajari selama hampir 5 tahun di perkuliahan. Saya tidak langsung mendaftar, saya memutuskan untuk mencari tahu tentang Aruna Indonesia karena saya benar-benar buta dengan perusahaan ini. Hanya karena secara tidak sengaja baru saya tahu tentang perusahaan ini.

Singkat cerita, hasil penelusurusan saya membuahkan hasil bahwa Aruna adalah sebuah start up bidang teknologi yang bekerja di industri perikanan dan kelautan. Aruna punya tujuan mulia menurut saya, karena berupaya untuk menyentuh langsung nelayan dengan memberikan jaminan harga dan jaminan pasar yang lebih baik kepada nelayan. Atas dasar misi yang dibawa dan atas dasar tujuan mulianya maka saya tertarik untuk bergabung. Akhirnya saya mendaftar dan melewati berbagai prosesnya. Tepat pada 03 Februari 2020, saya terikat kontrak dengan Aruna selama setahun. Saya menolak tawaran sebagai Fasilitator Pendidikan di Tubaba Cerdas, karena bagi saya ini adalah kesempatan untuk menuntaskan apa yang sudah saya pelajari selama ini.
Semoga keputusan saya untuk bergabung dengan Aruna adalah keputusan yang tepat dan saya benar-benar bisa bermanfaat untuk nelayan Indonesia. Sejauh ini, saya masih merasa hingga saat ini Aruna adalah tempat yang sangat baik untuk belajar. Semoga Aruna dan saya tetap bisa fokus pada tujuan yaitu berdampak sosial bagi seluruh Nelayan Indonesia. Pun seandainya visi dan misi Aruna berubah suatu saat nanti, saya akan keluar dan saya lebih memilih fokus pada misi pribadi yaitu selalu bermanfaat dimanapun berada.

Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah

Bertanya soal Visi Sosial Aruna pada Mentor Budiman Goh

Dinner with Nakama

#MiniSoccer




Read more