Susah nulis sastra - Randy Lorena Candra

25 Juli 2014

Susah nulis sastra


Kalau seandainya sastra tak butuh sistematika dalam menulis pasti aku juaranya. Aku punya banyak keresahan yang jujur saja sudah mengganggu fikiran dan hati. Namun semua keresahan itu tak pernah mampu untuk aku susun menjadi sebuah karya sastra yang bermakna. Aku sering iri dengan mereka yang bisa dengan mudah menyusun kata-kata menjadi cerita. Setiap kali membaca dan mengamati tulisan mereka aku sering bertekad untuk bisa seperti mereka. Yang ada dalam fikiran hanyalah ‘mereka bisa, aku juga pasti bisa’.

Kenyataannya, berkali-kali mencoba aku tetap tak bisa menyusun sebuah karya sastra dengan sistematika. Aku merasa apa yang aku tulis selama ini jauh dari kriteria karya sastra. Kata-kata yang aku susun selama ini hanya sebuah celotehan belaka yang sama sekali jauh dari kriteria sastra. Aku iri dengan mereka, aku ingin bisa membuat sastra.

Setiap orang pasti punya idola. Percaya atau tidak idola sedikit banyak akan memperngaruhi perkembangan kita. Raditya dika, salah satu penulis idola. Punya banyak karya, bisa dibilang dia ahli sastra tapi sama sekali tak ada pengaruhnya terhadap aku yang sangat mengidolakannya. Aku ingin membuat sastra. Ingin sekali.

Saat ini, saat dimana aku sedang menyusun kata-kata ini sebenarnya aku sedang berusaha untuk membuat sastra, tapi rasanya ini sangat jauh dari kriteria sastra. Entah kenapa aku sulit sekali untuk membuat sebuah karya sastra. Aneh memang, aku cinta sastra tapi aku tak bisa membuat karya sastra.

Tapi aku sadar, sekalipun aku sulit untuk membuat sastra tapi aku tetap punya banyak cerita. Aku ini pemuda Indonesia, sosok kreatif yang dibutuhkan bangsa. Aku tak boleh berhenti berkarya hanya karena aku tak bisa membuat sastra. Aku tetap harus berkarya sekalipun itu jauh dari sistematika. Karena hakikatnya Indonesia tidak butuh mereka yang bisa, tapi butuh mereka yang berusaha untuk berkarya.


Tidak ada komentar: